Kata Bung Karno, "Jasmerah !"

Sejarah ? Ya terkadang kita perlu menengok ke belakang untuk belajar menjadi lebih baik di masa sekarang dan masa depan. Termasuk juga dalam membesarkan start-up, banyak rintangan, sekaligus problem-solvingnya, sayang sekali bila tidak dituliskan. Yang itu semua adalah bagian episode yang seru dalam hidup. Hope it will be useful :)

Semua sedang TURUN

Saturday, December 3, 2011


Taukah sobat, saya dan teman saya (kang faqie) punya startup bernama “Otak Oedang” (kita sebut OO). Awalnya OO itu cuma proyek sampingan untuk nyari uang tambahan. Saya perlu dana kala itu, ya untuk memenuhi kebutuhan “riset” dan kecintaan di dunia elektronika, I wanna make some cool techy stuff.
Karena sampingan itulah dan bukan yang utama, so pas saya sudah mendapatkan uang tambahan, si OO kemudian agak terlantar. Tapi setelah ngobrol-ngobrol dengan teman saya tadi, singkatnya kami sepakat meneruskan dan syukur-syukur mengembangkannya. 

Kami terus mendefinisikan OO sebagai pemain di usaha e-clothing, maklum di Cirebon kota saya belum ada usaha kayak gitu yang sip (cmiiw). OO kemudian punya tujuan membawa budaya Cirebon dalam seni di sebuah kaos, simpel.

Panjang sebenernya cerita di balik OO, mulai gak sengaja dapet guru, yang dia itu sering menang lomba desain tingkat nasional, belajar berkomunikasi dengan pelanggan, konveksi, kenalan baru dari luar kota, dan yang paling seru adalah mengubah apa yang negatif dari konsumen menjadi positif.

Sempat naik cetak 1x dan 1x lagi dapet pesenan 2 lusin, waw! Tapia pa yang terjadi sekarang ? Hm, rupanya ada yang gak beres dengan “manajemen” kita nih. Kami bikin desain “kaos sega jamblang”



Yang kami angkat dalam tema C-FOOD (Cirebon food). Wah penjualan kami gak lancar. Kami sedang bertanya-tanya apa yang salah ? Dan apa yang membuat cetakan yang pertama lebih sukses ? Itulah kenapa blog ini hadir, biar sukses ato tidaknya bisa ditulis, dan suatu saat dibutuhkan, kita bisa mempelajari buat kedepannya, jasmerah !

OK, sebentar lagi mau nyoba strategi baru, ntar sukses atau gagalnya tak certain lagi. Mohon do’a ya sob !

Strategi Bisnis Trans Corp (nebak)

Tuesday, November 1, 2011

Yah, menepati janji untuk posting blog ^^, kali ini tentang Trans Corp. Sobat tau trans corp ? Itu loh yang punya Trans TV dan Trans 7

Yang saya kagum dari mereka adalah, langkahnya gerilya, sembunyi, tapi efektif (ehm maksudnya gimana nih ?).

Silakan sobat menilai, Trans TV memulai "perubahan" dalam tayangan TV di Indonesia, seimbang sekaligus segar, walau masih baru tapi mereka berhasil menyabet perhatian pemirsa kita. Gak lama kemudian, TV 7 dibeli dan diganti nama jadi Trans 7. Gtau kenapa ada 2 TV tapi satu perusahaan hehe (ilmu saya belum nyampe). Mereka bikin acara-acara yang mendidik kayak laptop si unyil dll, dan cenderung jadi trendsetter macem Mancing Mania dll.

Trus belakangan ini geger ada Trans Studio di Bandung, Makassar dan kota lain. Alhamdulillah saya pernah ngerasain pas di Makassar ^^b, dan kagetnya ternyata ada hotel dan mall juga di sampingnya, di sanalah saya mulai sedikit paham pola bisnisnya :

Bikin TV > Kuasai Media, kuasai dunia (agak lebai) > Punya Trans Studio > di iklankan di TV-nya pake artis-artis yang kerja di Trans Corp > Gratis tanpa harus ngiklan di media lain > Trans Studio dilengkapi hotel, mall, dll > Pemasukan nambah.

So, apakah start-up saya >> majalah jurnaLISTRIK mau ngikut strategi itu ? hehe liat aja nanti ya :D. "Pegang media, pegang dunia." (ngeriii)

jurnaLISTRIK, never ending project

Wednesday, October 26, 2011

JurnaLISTRIK, sempet gak yakin memilih nama itu untuk sebuah majalah. Kepanjangan bok, kalo liat nama majalah di rak-rak buku toko buku, nama majalah singkat-singkat, macem SWA, Tempo, dll pokoknya cuma satu ato dua suku kata. Tapi sayang banget kalau nama yang asik ini gak dipake. Juga karena nilai plesetannya yang keren. Orang juga bakal langsung tau apa isinya. So, our magz named jurnaLISTRIK. Toh gudang garam aja jadi nama rokok, kapal api jadi merekk kopi, masa jurnaLISTRIK gak bisa jadi nama majalah? #eaa.



Akhirnya MJL terbit, Mei 2011 tepatnya. Ternyata gak mudah lo bikin majalah, meskipun e-magz, perlu susah payah. Kenapa ? Satu, karena ternyata bikin majalah itu gak bisa dikerjain sedikit orang. Banyak kolom dan jenis tulisan yang menuntut keahlian orang2 yang beda keahliannya. Satu lagi, saya mengawali membangun majalah ini dengan modal dengkul. Oke lah bagi saya, tapi jujur gak enak banget gak ngasih apa-apa sama teman lain. Apa daya, belum ada iklan yang masuk. Saya taruh hormat sama temen-temen yang mau mbantuin di awal-awal. Dengan pendekatan, ngasih pengertian ke temen-temen akhirnya mereka mau. Saya ngeyakinin mereka kalau majalah ini suksesnya bukan sekarang, tapi nanti. Sayapun gak tau kenapa saat itu saya begitu yakin dengan ide bikin majalah ini. Modal utama saya cuma seneng : elektronika, tulis-menulis, mbaca, juga seneng bikin sesuatu yang gak mainstream.

Awalnya juga saya gak yakin dan takut kehabisan ide buat edisi-edisi depannya. Tapi ternyata bung ! karena bermodal prinsip “do what you love n love what you do”, ide mengalir deras tiap waktu, saya layak bersyukur atas hal ini. Karena memang dengan bersyukur, ni’mat yang kita dapatkan bisa berlipat :p. Ya gak ?

Saya menekankan ke temen-temen redaksi untuk main cantik, gak curang ndownload sendiri untuk banyakin total download. Tiap orang harus belajar punya quality control, dan tetep be creative person. Dengan itu semua, Alhamdulillah MJL edisi 1 (sampe tulisan ini dibuat) di download 500x lebih, dan edisi 2 200x lebih dan akan terus bertambah. So, bagi calon iklan, earlier is better :D. Orang yang baru tahu ada majalah ini, misal di edisi 3, pasti juga akan mengunduh edisi sebelumnya.

Dengan berjalannya waktu, gak perlu takut dengan hari esok, urus yang hari ini dulu. Allah bakal ngasih jatah rezeki ke setiap makhluknya. Sebagai bentuk tanggung jawab telah menciptakan alam semesta. So, pede aja dan ternyata mengasyikkan loh membuat majalah :D, that is never ending project.